Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal super disiplin, bahkan di antara negara-negara Asia lainnya. Tetapi, jangan bayangkan pendidikan di sana keras atau penuh tekanan buat siswa. Justru, mereka punya cara unik buat membentuk karakter sejak dini, tanpa harus melakukan kekerasan.
Bukan cuma soal pelajaran di kelas, pendidikan dasar di Jepang lebih fokus ke pengembangan karakter, plus ngelatih aspek psikologis dan sosial anak. Enggak ada tuh pendekatan kaku kayak ngasih hukuman berat atau ceramah panjang.
PENDEKATAN MIMAMORU
Alih-alih ngatur anak dengan perintah ketat, sekolah di Jepang pakai pendekatan yang namanya Mimamoru alias "mengajar sambil mengamati." Ini artinya, guru akan meminta siswa selesaikan konflik sendiri, agar mereka belajar dari pengalaman dan refleksi. Momen Kepala SMAN 1 Cimarga Dipertemukan dengan Siswanya yang Ditampar karena Merokok Cuaca Panas hingga 37 Derajat Celsius, Pastikan Cukup Minum dan Hindari Matahari Langsung Artikel Kompas.id Meski tidak masuk kurikulum resmi, Mimamoru udah kayak panduan tak tertulis di sekolah dan keluarga Jepang. Jurnal Early Childhood Education pernah membandingkan cara disiplin di Jepang sama AS. Di AS, anak yang bandel bisa langsung dihukum atau dikeluarkan. Tapi di Jepang? Guru lebih sabar mengawasi, melatih anak buat atasi masalah sendiri. Ada tiga tipe pendekatan di sini: intervensi minimal, tidak ikut campur sama sekali, atau bahkan tidak hadir di situasi konflik. Intervensi minimal cuma dilakukan buat jaga keselamatan anak. Kalau tidak perlu, guru bakal kasih ruang ke anak buat selesain masalah sendiri, tanpa tekanan dari orang dewasa.
Hasilnya? Anak belajar ngerti konsekuensi dari tindakan mereka sendiri, yang membuat pemahaman emosional mereka lebih matang. Baca juga: Guru SD Ini Ajarkan Disiplin pada Siswa Tanpa Hukuman dengan 3 Cara Tidak hanya mengawasi, ada pendamping Jangan salah, pendekatan santai ini tidak berarti Jepang cuek dengan masalah anak. Mereka punya sistem pendampingan psikologis yang solid, biar perkembangan karakter anak tetap terjaga. Kalau ada situasi yang butuh intervensi lebih serius, ada tim yang siap membantu.
Dikutip dari Ohayo Jepang KOMPAS.com, jurnal “Compulsory Educational Mental Health Support System in Japan” (2020) menyebutkan Empat Cara Pendampingan Di Jepang:
YOGO TEACHER: Guru UKS di Jepang enggak cuma ngurusin kesehatan fisik, tapi juga bantu deteksi masalah psikologis anak. Misalnya, kalau ada siswa yang ogah masuk kelas, mereka bakal dampingi buat cari tahu apa masalahnya.
KONSELOR SEKOLAH: Mereka mendengarkan curhatan siswa tanpa bikin anak merasa tertekan. Tidak cuma siswa, konselor juga bantu guru dan orang tua kalau ada masalah.
PEKERJA SOSIAL SEKOLAH: Kalau anak punya masalah sosial, pekerja sosial bakal bantu menyambungkan ke layanan kesejahteraan yang pas.
JIDŌ SŌDANJO:
Ini pusat konsultasi anak buat kasus berat. Mereka fokus menangani isu serius yang berdampak ke anak. Pendekatan ini bikin pendidikan di Jepang tidak hanya soal nilai bagus, tapi juga soal ngelatih siswa menjadi mandiri, bertanggung jawab, dan punya empati. Jadi, disiplin ala Jepang itu bukan soal keras, tapi soal memberi ruang buat siswa belajar dari hidup itu sendiri. Dalam segala situasi,
