POSISI TANGAN KETIKA DUDUK DIANTARA DUA SUJUD
Pada saat kita melaksanakan salat, pada umumnya kita meletakkan kedua tangan di atas kedua paha. Namun kadang kita menjumpai seseorang memegang kedua lututnya dengan kedua tangannya ketika duduk di antara dua sujud. Sebenarnya, apakah sebaiknya tangan memegang lutut atau diletakkan di atas paha ketika duduk di antara dua sujud?
Pada saat kita duduk di antara dua sujud, kita disunahkan untuk meletakkan kedua tangan di atas kedua paha dengan posisi jari-jari dibuka dan jari-jari tersebut sejajar dengan lutut, bukan memegang lutut. Begitu juga ketika kita duduk tasyahud awal, maka kedua tangan diletakkan di atas paha dengan posisi jari-jari dibuka dan jari-jari tersebut sejajar dengan lutut, bukan memegangnya.
Hal ini sebagaimana telah dijelaskan oleh Syeh Zainudin Al-Malibari dalam kitab Fathul Mu'in berikut;
(واضعا كفيه) على فخذيه قريبا من ركبتيه بحيث تسامتهما رؤوس الاصابع، ناشرا أصابعه،
dengan meletakkan dua telapak tangannya di atas dua paha dekat dengan dua lutut sekira jari-jari tangan sejajar dengannya, dengan posisi jari-jari terbentang.
Dan di jelaskan oleh Syeh Abu Bakar Syatha hikmah dibalik posisi seperti itu dalam I'anatut Thalibin:
(وقوله: قريبا من ركبتيه) منصوب بإسقاط الخافض، وهو متعلق بواضعا. أي واضعا كفيه في محل قريب من ركبتيه. والحكمة في ذلك منع يديه من العبث، وأن هذه الهيئة أقرب إلى التواضع.
Ya'ni menempatkan kedua telapak tangannya di tempat yang dekat dengan kedua lututnya. Hikmah posisi seperti itu adalah mencegah tangan dari bermain-main, dan sikap seperti itu lebih dekat pada sifat tawadu'.
Melalui penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa sunah Nabi saw ketika duduk di antara dua sujud bukan memegang kedua lutut dengan kedua tangan, akan tetapi meletakkan kedua tangan tersebut di atas kedua paha dengan posisi jari-jari sejajar kedua lutut.
***
BACAAN KETIKA DUDUK DIANTARA DUA SUJUD.
Doa saat duduk diantara dua sujud berdasarkan riwayat banyak redaksinya, Syeh Zainudin Al-Malibari dalam Fathul Mu'in memilih doa ini:
(قائلا: رب اغفر لي، إلى آخره) تتمته: وارحمني، واجبرني، وارفعني، وارزقني، واهدني، وعافني. للاتباع. ويكره: اغفر لي، ثلاثا.
Serta sambil mengucapkan "rabbighfirli sampai selesai." kesempurnaan doanya adalah:
رب اغفر لي وارحمني وأجبرني وارفعني وارزقني واهدني وعافني
Ya Tuhanku, mohon ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah kekuranganku; angkatlah derajatku, anugerahkanlah rezeki kepadaku; berilah hidayah kepadaku, dan sehatkanlah aku. (1)
Kesunnahan ini sebab mengikuti Nabi s.a.w. Dimakruhkan untuk membaca (اِغْفِرْ لِيْ) –ampunilah diriku– sebanyak tiga kali.
Tetapi doa yang paling terkenal adalah doa ini:
رب اغفر لي وارحمني وأجبرني وارفعني وارزقني واهدني وعافني واعف عني.
Ada tambahan واعف عني di akhir doa. Berkaitan dengan masalah ini Syeh Abu Bakar Syatha dalam I'anatut Thalibin memberikan penjelasan sebagai berikut:
١- (قوله: وعافني) أي ادفع عني كل ما أكره من بلاء الدنيا والآخرة. زاد الغزالي: واعف عني. وزاد المتولي أيضا: رب هب لي قلبا تقيا نقيا من الشرك، بريا لا كافرا ولا شقيا.
Ya'ni hilangkanlah dariku semua yang dibenci dari petaka dunia dan akhirat. Imam Ghozali dalam Ihya Ulumuddin menambahkan kalimat: واعف عني "ampunilah aku". Dan Imam Mutawali juga menambahkan kalimat doa:
Rabbi Habli qalban taqiyan naqiyan minas syirki bariyyan la kafiran wa la saqiyyan, warfa’ni warhamni
(Tuhanku, berikan untukku anugerah hati yang takwa, suci-bebas dari syirik, tidak kufur, dan tidak celaka. Tuhanku, angkatlah derajatku dan turunkan rahmat-Mu bagiku).
(I'anatut Thalibin 1/167)